Tumbuhan Penyelamat Di Hutan


Aktivitas di alam terbuka sering memunculkan situasi darurat. Tersesat, terhadang cuaca buruk, atau kehabisan bekal. Jangan panik, tumbuhan liar hutan menyediakan aneka daun, buah, umbi, batang yang bisa dimakan, asalkan kita mengenal ciri-cirinya.
Kalau Agan mengaku pencinta alam yang doyan menempuh rimba atau mendaki gunung, pasti kenal dengan istilah survival, yaitu upaya untuk bisa bertahan hidup di alam liar. Pengetahuan survival wajib dikuasai oleh para petualang untuk menghadapi situasi darurat lantaran kehilangan orientasi atau kehabisan bekal.

Menurut para ahli, 10% dari keseluruhan jenis tumbuhan berbunga di dunia ada di Indonesia, Artinya kita memiliki kurang lebih 25.000 jenis tumbuhan berbunga. Jika ditambah dengan tumbuhan tak berbunga dan jamur, maka jumlahnya akan berlipat-lipat. Dari keseluruhan jenis tumbuhan itu ada yang beracun, ada yang bisa dimakan, dan ada yang disarankan untuk dimakan.

Tak beracun = dimakan satwa

Untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan di hutan aman atau tidak untuk dimakan, ada beberapa kunci yang bisa dijadikan pegangan.

Tumbuhan yang daun, bunga, buah, atau umbinya biasa dimakan oleh satwa liar, adalah tumbuhan yang tidak beracun. Jadi kita bisa mengkonsumsinya. Sementara, tumbuhan yang berbau tidak sedap dan bisa membuat pusing, serta tidak disentuh oleh binatang liar, sebaiknya jangan disentuh. Juga tumbuhan bergetah yang membikin kulit gatal, dianjurkan untuk dihindari.
Tumbuhan lain yang perlu disingkirkan adalah tanaman yang daunnya bergetah pekat, berwarna mencolok, berbulu, atau permukaannya kasar. Tanaman dengan daun yang keras atau liat juga jangan dikonsumsi. Jika mendapatkan tumbuhan kemaduh (Laportea stimulans) waspadalah lantaran bulu pada daunnya membuat kulit gatal dan panas.

Sementara itu beberapa jenis tumbuhan yang mungkin ditemui di hutan dan dapat dimakan meliputi beragam jenis. Di antaranya keluarga palem-paleman, misalnya kelapa, kelapa sawit, sagu, nipah, aren, dan siwalan. Bukan hanya bagian umbutnya (bagian ujung batang muda dan berwarna putih) yang bisa dimakan, tapi juga buahnya (seperti kelapa dan siwalan).
Jenis jambu-jambuan yang masuk dalam keluarga Myrtaceae juga banyak dijumpai di hutan. Ciri-ciri Myrtaceae adalah daunnya berbau agak manis jika diremas. Bunganya memiliki banyak sekali benang sari dengan buah yang enak dimakan.

Tumbuhan semak dari keluarga begonia juga bisa jadi penyelamat dalam keadaan darurat. Daun begonia umumnya berbentuk jantung tidak simetris. Beberapa jenis dijadikan tanaman hias. Bila tangkai daunnya yang masih muda dikupas dan dimakan, rasanya masam dan sedikit pahit.
Beberapa jenis keladi umbinya bisa dimakan, meski pada jenis lain umbinya menyebabkan gatal di mulut dan bibir. Untuk itu dianjurkan untuk tidak sembarangan melahap keladi hutan. Sebaiknya dicoba dulu dalam jumlah kecil. Hindari makan iles-iles (Amorphophallus sp.)
Tumbuhan merambat dan melilit di pohon lain, bisa dimakan jika lilitan batang ke arah kanan (searah dengan jarum jam). Di antaranya gembili (Dioscorea aculeata), gembolo (Dioscorea bulbifera), ubi rambat. Tapi bila arah lilitannya ke kiri (berlawanan arah jarum jam) dan batangnya berduri, harus ekstrahati-hati. Jenis yang kedua ini misalnya gadung (Dioscorea hispida), yang beracun, walau tetap dapat dimakan setelah melalui proses pengolahan khusus.
Sementara keluarga rumput-rumputan seperti tebu dan beberapa jenis bambu, rebungnya enak dimakan. Demikian pula pisang hutan bisa langsung dikonsumsi.

Di tempat yang lembap dan tinggi, jenis paku-pakuan tunas dan daun mudanya enak dimakan. Tumbuhan lain yang buahnya juga bisa dimakan misalnya markisa (Passiflora sp.). Markisa ini adalah tumbuhan merambat dengan bunga khas. Beberapa anggota keluarga sirsak (Annonaceae), misalnya Annona muricata, daging buahnya segar. Buah lainnya semisal senggani (Melastoma sp.), arbei hutan (Rubus), dan anggur hutan

Hindari warna mencolok


Selain tumbuhan di atas, jamur juga bisa menjadi dewa penyelamat bila tersesat. Menurut literatur, sudah ditemukan 38.000 jenis jamur di seantero dunia. Di antaranya ada yang enak dimakan, tapi sayang, yang tidak boleh dimakan karena beracun lebih banyak lagi. Tidak heran bila budaya makan jamur yang layak konsumsi konon sudah ada sejak jaman Mesir Kuno.
Untuk mengetahui jamur itu beracun atau tidak, bisa dilihat dari bentuk, warna, dan tempat tumbuhnya. Sementara di laboratorium, bisa dilakukan analisis secara kimiawi maupun dengan hewan percobaan. Tetapi jika sedang dihadapkan pada masalah mendesak survival di hutan belantara, mustahil bisa pergi ke laboratorium dulu untuk memastikan apakah jamur yang ditemukan itu beracun atau tidak. Karena itu kita perlu mengenal jamur-jamur yang biasa dikonsumsi masyarakat.

Untuk menghindari makan jamur liar beracun, perlu diketahui ciri-cirinya. Yaitu, warna payungnya gelap atau mencolok misalnya biru, kuning, jingga, merah. Perkecualian untuk jamur kuping dengan payung coklat yang toh juga dapat dimakan.
Bau tidak sedap lantaran kandungan asam sulfida atau amonia juga sekaligus menunjukkan jamur tersebut tak layak konsumsi.

Tahukah Anda, beberapa jenis jamur ada yang memiliki cincin atau cawan pada tangkainya, misalnya jenis Amanita muscaria, dalam bahasa Jawa disebut supa-upas. Bentuknya seperti payung putih kekuningan, bagian payungnya warna merah bintik-bintik putih. Awas, racun pada jamur ini tergolong racun kuat. Beda dengan jamur merang (Volvariella volvacea), meski mempunyai cincin tetapi bisa dimakan.
Jamur beracun umumnya tumbuh di tempat kotor, misalnya pada kotoran hewan dsb. Mereka dapat berubah warna jika dipanasi. Jika diiris dengan pisau perak atau digoreskan pada perkakas perak akan meninggalkan warna biru. Warna biru ini disebabkan kandungan sianida atau sulfida, yang beracun. Sementara nasi akan berwarna kuning jika dicampur jamur beracun. Petunjuk lain, ia juga tidak dimakan oleh hewan liar.

Repotnya jenis jamur ini juga berbahaya kalau sampai sporanya menempel pada kulit, karena dapat menyebabkan kulit gatal, bahkan melepuh. Bagaiamana ciri-ciri orang yang keracunan jamur? Selidikilah, apakah ia pusing, perut sakit terutama ulu hati, mual, sering buang air kecil, tubuh lemas, pucat? Jika ia muntah, adakah darah pada muntahannya? Racun akibat jamur cukup ganas juga, kalau tidak tertolong korban bisa meninggal setelah 3 – 7 hari.
Sebelum dimakan, tumbuhan liar di hutan sebaiknya dimasak dulu untuk mengurangi dampak buruk seperti diare dan alergi. Bagaimana kalau sedang coba-coba makan tumbuhan hutan lantas keracunan? Masih ada upaya menetraliskan. Upayakan untuk memuntahkannya dengan jalan “dipancing-pancing”. Jika sudah muntah minumlah air kelapa. Pil norit mungkin bisa juga membantu mengurangi kadar racun, kalau ada.

Berinteraksi Dalam Perkumpulan Oleh Sepuh

Bolehkan kita sekali-sekali bertanya kepada pengalaman?
Ada hal yang sedikit saya tau, dari sekian banyak referensi yang saya dapat. Tentang sikap untuk menyesuaikan dalam suatu perkumpulan positif dan juga cara penyampaian maksud terhadap seseorang.
Saya awali dengan "sikap untuk menyesuaikan diri dalam suatu perkumpulan"
Penyesuaian datang dari kebiasaan, dari refleksi keadaan yang saling mengenal tentunya. Penyesuaian akan terpikir setelah adanya kontak baik verbal maupun non verbal dengan sesama rekannya...Tentunya kepekaan yang menjadi faktor paling besar dalam suatu penyesuaian.

Banyak sekali orang bicara tentang kepekaan, jika kita ambil dan logikakan kepekaan dari artikulasi mentah, kepekaan datang dari perasaan, dan pusat dari segala bentuk perasaan yang kita rasakan adalah hati. Jadi saya sepakat bahwa orang yang tidak mempunyai kepekaan adalah binatang, karena mungkin kita semua tau semua manusia itu mempunyai hati. Terkadang dari kepekaan ini yang memotivasi kita untuk bergerak atas inisiatif..

Kepekaan dalam perkumpulan merupakan kemampuan untuk merasakan dan mengamati reaksi-reaksi atau perubahan orang lain yang ditunjukkannya baik secara verbal maupun nonverbal. Seseorang yang memiliki kepekaan yang tinggi akan mudah memahami dan menyadari adanya reaksi-reaksi tertentu dari orang lain, entah reaksi tersebut positif ataupun negatif. Adanya kepekaan ini akan membuat seseorang dapat bersikap dan bertindak yang tepat terhadap orang lain yang ada di sekitarnya. Jadi, orang yang memiliki kepekaan tinggi pastinya akan menjadi pribadi yang asyik untuk diajak bergaul. Banyak teman yang akan suka kepadanya dan merasa nyaman bersamanya.

Ada hal-hal yang harus kita lakukan agar kita mampu menumbuhkan kepekaan dalam suatu perkumpulan sehingga kita menjadi pribadi yang asyik untuk diajak bergaul oleh siapapun.

1. MENYADARI BAHWA KITA TIDAK BISA HIDUP SENDIRI
Di mata Allah, kesendirian adalah hal yang tidak baik. Kesendirian akan menjadikan manusia tidak memiliki penolong yang sepadan. Sebab itu, Allah menciptakan manusia dalam sebuah kebersamaan dengan manusia yang lain.

2. BERGAUL DENGAN SEBANYAK-BANYAKNYA ORANG
Ketika kita membiasakan diri kita untuk bergaul dengan banyak orang dan tidak memilah-memilah, hal itu akan mengasah kemampuan kita untuk melihat masing-masing orang dengan keunikannya.. Dari sana mengambil pelajarannya.

3. MEMPERHATIKAN DAN MEMPERBAIKI CARA BERBICARA
Cara berbicara adalah hal yang perlu untuk kita perhatikan dalam hidup bersama orang lain. Banyak orang yang dalam kehidupan sehari-hari berselisih dan bertengkar karena cara bicaranya yang tidak menunjukkan kepekaan terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya. Keterlibatan kita dalam suatu perkumpulan akan mengasah kita untuk memiliki kepekaan dalam sharing atau mengutarakan ide dan pendapat sehingga tidak melukai orang lain. Keterlibatan ini juga akan membuat kita mampu mengenali cara berpikir dan cara bicara orang lain sehingga sedikit banyak kemampuan kita untuk mengenal orang lain akan terasah.

4. MENGEMBANGKAN EMPATI
Empati merupakan kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain. Kunci untuk memahami perasaan orang lain adalah mampu membaca pesan nonverbal, seperti nada bicara, gerak-gerik, ekspresi wajah, dan sebagainya. Seseorang yang memiliki kemampuan ini akan lebih pandai menyesuaikan diri, lebih mudah bergaul, dan lebih peka. Empati dapat kita kembangkan apabila kita membiasakan diri untuk bergaul dengan orang lain dan mengamati orang-orang yang ada di sekitar kita.
Mari kita coba dan rasakan perubahan yang akan terjadi dalam hidup kita !

Selanjutnya Tentang "cara penyampaian maksud tanpa menuntut seseorang"
Ada keterkaitan dari bahasan sebelumnya untuk merangsang logika kita untuk mengembangkan bahasan pada Point ke 4 tanpa mengurangi nilai-nilai yang ada pada point 1,2 dan 3...
Penyampaian ini salah satunya lebih sering ada dalam perkumpulan ketika kita sharing atau diskusi baik formal maupun informal baik lebih dari dua orang ataupun banyak orang..

Ketika kita menyampaikan maksud terlepas dari keprofesionalan dan tugas yang di embankan dalam suatu perkumpulan, dari kepekaan orang itu akan senantiasa memberi lebih banyak masukan-masukan atas apa yang dia ketahui dan dia mengerti. Namun mengerti dan tahu saja tidak cukup untuk bisa membuat paham si peserta diskusi atau orang yang di ajak bicara, tentunya seseorang itu harus mengetahui cara-cara penyampaian dengan tanpa mengurangi keindahan point-point tentang penyesuaian yang di paparkan di atas.

Ada hal-hal yang baru saya tau dan sadari dari cara ini.
1. PAHAMI KAPASITAS ORANGNYA
Ini penting sekali untuk mengetahui cara tepat yang akan di gunakan untuk menyampaikan maksud terhadap orang itu. Karena bila kita menggunakan cara yang salah apalagi terhadap orang yang ternyata beliau sudah mengetahui atau mempunyai pandangan lain tentang maksud yang disampaikan ini bisa membuat orang itu tersinggung dan menjawab dengan kata yang tidak mengenakan.

2. GUNAKAN BAHASA YANG TIDAK LANGSUNG
Banyak si lawan bicara terkadang lebih memilih kita supaya tidak berbelit-belit dalam berbicara, karena mereka ingin cepat mengetahui maksud dari apa yang seseorang itu sampaikan. Untuk sekedar paham, memang cara ini bisa di gunakan untuk sekedar si lawan bicara tau dan mengerti. Tapi untuk harapan dan tujuan lain di balik maksud positif kita itu tidak akan berhasil. Tujuan dari menggunakan bahasa tidal langsung adalah sebagi bentuk fasilitas dia untuk berfikir ke arah yang kita maksud. Banyak orang bila mendengar seolah "masuk telinga kanan keluar telinga kiri". Tapi supaya maksud kita lebih bisa diingat dan diaplikasikan dalam jangka panjang, manfaatkan jalan pikir kita untuk mengarahkan dia menemukan sendiri apa maksud kita itu. Si lawan bicara akan terikat dan mengingat lama apa yang sudah dia katakan atas inisiatifnya itu.

3. AJAK BERPIKIR
Setiap muatan kata dan kalimat yang kita pakai dibalik inti maksud dari apa yang akan kita sampaikan diusahakan itu tidak mudah si lawan bicara temuin dan mengerti. Lalu pakailah pertanyaan-pertanyaan untuk sekedar mengukur seberapa paham kah kita terhadap apa yang sudah kita bicarakan dengan menggunakan pertanyaan yang mempunya jawaban relative bukan jawaban pasti, pakai lah analogi-analogi dalam setiap pertanyaan-pertanyaan yang ada untuk membantu dia mengetahui sendiri kerelativan pertanyaan jawaban yang kita maksud.

4. BIARKAN DIA BERINISIATIF
Dimana ditemuin adanya suatu kebingungan oleh lawan bicara atau misal dari suatu pertanyaan-pertanyaan yang dia rasa dia tidak mampu menjawabnya. Berilah dia waktu untuk memanfaatkan dengan fasilitas-fasilitas yang ada di latar tersebut untuk dia gunakan sebagai petunjuk.

5. MENGHARGAI USAHA PIKIRNYA
Dimana dia atas inisiatifnya dan dengan kepercayaan dirinya bisa menjawab semua pertanyaan-pertanyaan itu. Lalu kita iyakan dan sedikit pura-pura bertanya dengan pandangan yang sama tapi lebih menjelaskan lagi jawaban apa yang dia maksud dengan menyelipkan penjelasan mengenai harapan dari maksud yang disampaikan (jika belum semua jawaban yang diharapkan belum terpenuhi). Lalu beri aplause yang tidak terlalu berlebihan, misal sanjungan.

6. BERI KESIMPULAN
Setelah si lawan bicara mengikuti cara kita dalam menyampaikan maksud yang penuh dengan teka-teki itu lalu berilah kesimpulannya, apa tujuan kita memaparkan maksud itu, apa tujuan kita menanyakan itu, apa tujuan dari cara yang kita gunakan itu. Tentunya kita jelaskan dengan penjelasan yang membangun.
Tentunya masih banyak aspek-aspek lain yang memang bisa lebih menyempurnakan keindahan dari penyampaian maksud terhadap seseorang yang mungkin belum saya temukan dan saya kaitkan dengan ke 6 point ini.

Meski cara ini terlihat konyol namun menurut saya dengan bermodal pengalaman atas observasi yang dilakukan terhadap sekian orang dan saya sendiri pernah mengalami dimengertikan dengan cara seperti ini, cara ini ternyata sudah lama saya rasakan dan lakukan namun baru kali ini saya menyadarinya kemudian berinisiatif untuk mempublikasikan dalam media sosial ini sebagai bentuk kepekaan yang sedang saya pelajari esensinya.

Dari sekian orang yang sekarang mungkin bisa di bilang itulah observasinya, ada beberapa yang sempat mereka utarakan mengenai maksud yang pernah saya paparkan dan tekankan untuk mereka. Mungkin relative adanya untuk setiap orang bisa mengingat muatan-muatan positif dari maksud yang disampaikan tersebut. Harunya setelah sekian tahun tidak berkomunikasi tetapi mereka masih mengingat maksud positif itu dan mengaplikasikannya.

Harapan saya dalam suatu perkumpulan, agar setiap anggotanya bisa saling peduli dan peka terhadap rekan-rekannya atas apa yang menjadi kekurangtahuannya itu, apalagi setelah melihat rekan/rekan-rekan lainnya terlihat seperti menyepelekan dan membicarakan hal negativenya dibelakang dengan kompak. Mari kita introspeksi diri dimulai dari diri kita dulu !!

Sepuh KPGBS 0006 PDR


Tanda - Tanda Pendaki Berbahaya

Mendaki gunung masuk kategori olahraga berbahaya. Tapi para pendaki pemula dan berbahaya memasabodohkan bahaya. Demi memasang foto - foto di sosial media, mereka pergi ke gunung. Tanpa persiapan, asal - asalan dan seringkali sembrono.

Gambar : Dokumen Pribadi Komunitas Pendaki Gunung Balad Soekarno

Dan inilah tanda - tanda Anda pendaki berbahaya. Berbahaya bagi diri sendiri juga bagi teman pendaki yang lain.

Sok Jagoan 
Sikap sok jagoan ini nyaris selalu menjadi penyebab utama musibah pada pendaki pemula. Dengan alasan mencari tantangan, para pendaki pemula ini mencari jalur di luar jalur resmi. Parahnya, seringkali mereka melakukannya tanpa kemampuan navigasi yang baik.

Jangankan GPS dan peta topografi, sekadar kompas pun tak bawa. Lalu apa yang diandalkan? Maka petualangan mereka pun biasanya berakhir di dasar jurang, mati kedinginan di lembah atau ditandu Tim SAR ke rumah sakit.

Membuka jalur baru juga berarti merusak konservasi. Mengganggu kehidupan liar dan ekosistem. Para pendaki berpengalaman tak akan melakukannya selain untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan.

Packing Yang Buruk
Packing atau mengepak barang dalam ransel adalah seni yang harus dikuasai pendaki gunung. Seluruh barang bawaan harus masuk ke dalam ransel. Karena medan sulit, tak boleh ada yang tergantung di luar ransel selain botol air minum.

Tangan harus bebas karena memegang Tracking Poll atau berpegangan meniti akar - akar pohon jika dibutuhkan.

Maka lihatlah para pendaki berbahaya. Dengan panci digantung ke ransel. Tangan menenteng sleeping bag atau jaket. Ransel mereka tak dilapisi lagi dengan cover bag. Pakaian di dalam ransel tak dilapis plastik. Jika hujan, semua pakaian, jaket dan sleeping basah.

Padahal sangat penting menjaga pakaian ganti tetap kering. Tidur dengan keadaan basah bisa mengakibatkan hipotermia. Inilah penyebab utama kematian seorang pendaki gunung. Suhu tubuh turun karena kedinginan. Jangan pernah anggap enteng mengepak barang. Ini yang sering dimasabodohkan pendaki.

Hipotermia Di Sangka Kesurupan
Pendaki pemula mendaki tanpa ilmu. Berbekal semangat dan tanpa perlengkapan memadai mereka nekat mendaki gunung. Karena tidak tahu ilmu P3K, maka sering terjadi salah kaprah.

Pada penderita hipotermia, korban akan menggigil dan kehilangan kesadaran. Lalu mulai bicara melantur. Karena nyerocos tak karuan dan sukar diajak komunikasi, teman - temannya menyangka si korban kesurupan. Mereka malah membacakan doa untuk mengusir setan.

Seharusnya, segera lakukan pertolongan. Ganti pakaiannya dengan pakaian kering. Masukkan dalam sleeping bag yang sudah dihangatkan. Taruh juga beberapa botol air panas di dalam sleeping bag itu. Jaga kondisi lingkungan tetap hangat. Jika sudah membaik beri makanan hangat sedikit demi sedikit. Hindari memberi kopi atau minuman keras.

Aku Si Cepat
Ciri khas pendaki berbahaya, apalagi yang masih berusia muda adalah selalu bergerak dengan cepat. Mereka selalu tergesa - gesa, menjadikan naik gunung seolah lomba lari ke puncak. Malu menjadi yang paling belakang, karena sering dianggap sebagai yang terlemah.

Karena itu biasanya waktu tempuh ke puncak lebih singkat. Baru setelah perjalanan turun, aneka masalah datang. Kehabisan tenaga, cidera otot hingga kecelakaan dan kehilangan arah menjadi ancaman.

Idealnya, ada seorang sweeper yang berjalan paling belakang. Biasanya orang ini yang paling kuat dan bisa diandalkan. Tugasnya menyapu seluruh anggota tim. Memastikan tak ada yang keteteran atau tertinggal di belakang.

Namun dalam rombongan pendaki berbahaya, tak ada yang mau menerima tugas ini. Jadi sweeper dianggap hina. Menjadi paling pertama sampai puncak dan pertama turun ke kaki gunung jadi tujuan utama.

"Aku si cepat. Tanpa sadar kutinggalkan sahabatku yang kelelahan mati di gunung."

Air


Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Kebutuhan manusia akan air lebih besar daripada
kebutuhan manusia akan makanan. Manusia bisa bertahan hidup kurang lebih sepuluh hari tanpa makanan. Tetapi tanpa air menusia akan sulit bertahan lebih dari tiga hari. Oleh karena itu kebutuhan akan air mutlak didapatkan oleh survivor. Untuk mendapatkan air, survivor harus pandai dalam menganalisis medan disekitarnya, mencari apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan air. Manusia memerlukan air setidaknya seperempat liter sehari untuk minum.

Di daerah hutan tropis, sebenarnya tidak sulit untuk mendapatkan air. Kita bisa mendapatkan air dari sungai, mata air dan selokan kecil, genangan air di cekungan batu, dan sebagainya. Tetapi pertanyaannya apakah air tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan metabolisme manusia? Maka dari itu perlu pengetahuan dalam mencari air untuk diminum dan dimasak.

Cara Mencari Air
1. Pada tanah berbatu - Cari mata air pada daerah karst - Dari saluran air pada dinding lembah yang memotong lapisan berpori. - Pada daerah granit cari pinggir bukit berumput paling hijau.
2. Pada tanah gembur - Cari pada daerah lembah atau lereng. - Kadang terdapat genangan kecil, air harus disterilkan.
3. Di pegunungan - Digali bekas aliran sungai pada kelokan sebelah luar. - Pada hutan lumut, ambil lumut lalu peras.
4. Dari tumbuh-tumbuhan.
Tumbuhan beruas-ruas : rotan dan keluarganya
Tumbuhan merambat : lumut and keluarganya
Tumbuhan khusus : kantong semar
5. Menampung embun.
6. Tidak berwarna,berbau dan berasa misal : air mata air, danau, hujan, sungai
7. Jejak binatang menyusui dapat menunjukkan lokasi mata air.

Cara Penjernihan Air

Supaya air menjadi “palatable water” tahap-tahapnya :
1. Sedimentasi
yaitu air didiamkan sampai kotoran mengendap sendiri atau dicampur AlOH.
2. Koagulasi
yaitu pengendapan melalui zat kimia. Untuk bahan alkali sama dengan FCl2, NH4. non alkali sama dengan Na2SO4.
3. Filtrasi
yaitu untuk menjernihkan air dengan pasir atau saringan diatomis.
4. Sterilisasi
yaitu untuk membunuh organisme penyebab penyakit, cara :
- Delapan tetes yodium tinetur 2,5%/liter air selama 10 menit
- KMnO4 (kalium permanganate)
- Tablet halozone (untuk penjernih air)
- Dicampur serbuk biji kelor 200mg/liter lalu diendapkan selama ½ jam.
5. Untuk penghilang bau, warna, racun, adalh dengan karbon aktif seperti : norit, aqua nuchar, hidro darco

Berdasarkan sumbernya, air dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu air langsung dan air tak langsung.

Air langsung berarti air bersih yang dianggap aman untuk diminum saat itu juga. Contoh air yang langsung dapat diminum adalah : air sungai, mata air, air hujan yang telah ditampung, dan lain lain. Air langsung mempunyai ciri fisik yang bersih, jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau. Kecuali air yang ditemukan melalui buah atau tumbuh-tumbuhan, seperti buah kelapa.Tetapi air langsung belum tentu juga dapat diminum sekaligus. Karena dikhawatirkan bahwa air itu telah tercemar pupuk kebun penduduk, pestisida, atau bahan kimia lainya. Maka dari itu sebaiknya diteliti dengan seksama terlebih dahulu sebelum meminumnya.

Air tak langsung adalah air yang digolongkan menjadi air yang masih memerlukan proses untuk diminum. Sumbernya terdapat di selokan kecil, genangan air, atau dari tumbuh-tubuhan seperti kantung semar. Mengetahui sumber air sangat penting, karena kita dapat memprioritaskan air mana yang akan kita simpan di tempat minum untuk diminum dan air mana yang akan kita simpan di tempat air lain untuk mencuci bahan makanan kita. Misalnya, seorang survivor akan lebih merasa percaya diri apabila meminum air dari mata air daripada meminum air yang ditemukan dari genangan air di bebatuan. Karena dari fisiknya memang air dari mata air memang lebih jernih. Sedangkan air dari genangan belum tentu jernih dan biasanya terdapat sarang serangga yang bertelur di genangan air itu. Maka lebih baik air itu dipakai untuk keperluan lain selain diminum. Yang tak kalah penting adalah perasaan yakin akan kebersihan air yang akan kita minum. Karena perasaan tidak yakin akan kebersihan air yang kita minum akan memberikan sugesti dan menjadikan gangguan kepada diri kita sendiri.

Air Langsung

Berikut adalah sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan survival :
1.  Hujan : Apabila turun hujan ketika sedang ber-survival, maka sebaiknya kesempatan ini dipergunakan sebaik-baiknya untuk menampung air sebanyak-banyaknya. Untuk menampung air hujan, kita dapat memanfaatkan daun yang lebar, bambu, dan sebagainya.

2. Tanaman : Tanaman rambat dan rotan banyak dijumpai di pegunungan dan hutan rimba. Pilihlah tanaman rambat (akar gantung) yang masih segar. Lalu potonglah bagian bawah dari tanaman itu agar air yang terkandung di bagian atas tanaman dapat menetes ke bagian bawah, lalu air yang menetes ditampung di penampungan. Setelah itu baru potong bagian atasnya dengan jarak saru sampai satu setengah meter dari bagian bawahnya. Tanaman rambat ini dapat ditemukan di pohon-pohon besar. Dan satu pohon dapat diambil beberapa tanaman rambat. Sebenarnya air yang didapat dari tanaman rambat ini sedikit, tetapi cukup untuk membasahi tenggorokan.

3. Air Sungai dan Mata Air : Kebanyakan air sungai yang di hutan dapat langsung diminum. Tetapi harap diteliti sebelumnya, apakah di sekitar sungai itu terdapat pembuangan kotoran atau limbah.

4.  Air Kelapa : Air kelapa merupakan penghapus dahaga yang baik. Air kelapa yang baik adalah kelapa yang masih muda. Biasanya satu buah kelapa berisi air sebanyak hampir satu liter. Usahakan apabila kita meminum air kelapa, harus yang masih baru atau kelapa hasil memetik sendiri. Karena apabila kelapa yang sudah terjatuh biasanya telah tua dan airnya tidak enak dan terkadang bau. Bahkan kemungkinan kelapa yang sudah jatuh adalah bekas makanan bajing atau hewam mengerat lainnya, maka disangsikan kebersihannya

5. Kondensi Tanah : Cara lain dalam medapatkan air adalah dengan memanfaatkan kondensi tanah. Hal ini memanfaatkan uap air tanah dan kemudian ditampung di suatu tempat.
Caranya sebagai berikut :
a. Galilah tanah dengan kedalaman kira-kira setengah meter.
b. Gelarlah plastik untuk menutupi lubang tersebut. Dan ujung-ujungnya ditahan, agar plastik tersebut menutup lubang dengan rapat
c. Beri pemberat di tengah plastik agar plastik agak menjorok ke dalam.  Sebelumnya letakan wadah penampung air di tengah –tengah lubang.  Biarkan seharian.

Air Tidak Langsung

1. Lubang Air : Air yang berada di tempat ini biasanya bercampur dengan lumpur, potongan ranting atau dedaunan. Untuk memanfaatkannya kita perlu membersihkan dedaunan di permukaan air dengan cara dipungut langsung. Setelah itu diendapkan beberapa saat agar air tidak bercampur dengan lumpur. Setelah itu kita dapat melakukan proses penyaringan. Proses ini akan diterangkan lebih lanjut dimuka.
2. Air yang menggenang : Air yang menggenang dapat dimanfaatkan setelah dilakukan proses penyaringan. Air ini biasanya terdapat di saluran selokan yang telah mengering, celah antara batu karang, cekungan tanah/batu, atau tunggul-tunggul pohon yang telah mati.







Tips & Trik Latihan Fisik Sebelum Pendakian

Dalam setiap pendakian ada beberapa pengetahuan yang harus dimiliki oleh pendaki seperti penggunaan kompas, teknik pendakian, perlengkapan, perbekalan. Namun kesemuanya itu tidak akan ada artinya jika ditunjang oleh kemampuan fisik yang baik. Pada prinsipnya untuk mendaki gunung dibutuhkan kekuatan dan daya tahan otot tertentu, serta memiliki kapasitas VO2 Max ( Baca Tentang VO2 Max Disini http://goo.gl/6a9J9h ) yang baik. Hal ini perlu sekali untuk mengatasi tipisnya oksigen di daerah ketinggian, serta mengatasi beratnya beban yang dibawa (ransel).

Bagi seorang pendaki gunung, memiliki VO2 Max yang baik adalah perlu sekali, diatas 5.000 feet, kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan mulai terganggu. Sedangkan setiap kenaikan 1.000 feet setelah 5.000 feet akan menyebabkan berkurangnya kapasitas VO2 Max sebanyak 3%. Dan hal ini perlu diperhatikan oleh pendaki gunung, karena semakin tipisnya oksigen di udara akan menyebabkan HIPOKSIA, sehingga pendaki akan terkena MOUNTAIN SICKNESS dengan salah satu ciri-cirinya adalah pusing-pusing dan muntah.

Untuk pendakian diatas 4.000 mdpl, dianjurkan untuk melakukan aklimatisasi terlebih dahulu. Karena dengan aklimatisasi diharapkan terjadi perubahan FAAL didalam tubuh yang meliputi perubahan dingin perubahan penyesuaian.

1. Perubahan dini

Meliputi kenaikan ventilasi pernafasan, kenaikan denyut jantung, kenaikan kadar basa dalam darah, peningkatan HAEMOGLOBIN.
2. Perubahan penyesuaian
Meliputi penghematan, perubahan sekresi hormone, penambahan MITOKONDRIA dan penambahan enzim yang meningkatkan pernafasan.
Lamanya aklimatisasi ini tergantung pada tingginya gunung, yang tinggi dibutuhkan kapasitas V02 Max yang tinggi disamping juga kekuatan dan daya tahan otot tertentu yang baik.

Prinsip Latihan
Latihan atau training adalah suatu proses yang berlangsung secara sistematis, dilakukan secara berulang-ulang dengan kian bertambah jumlah beban latihannya (OVERLOAD TRAINING) sedangkan bentuk latihan bagi seorang pendaki gunung harus spesifik dan khusus. Pada dasarnya, energi yang akan digunakan dalam setiap kegiatan manusia berasal dari sistem aerobic dan anaerobic. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, perlu memperhatikan beberapa aspek penting, antara lain :
1. SPESIFIK
Bentuk latihan yang akan digunakan oleh pendaki gunung harus meningkatkan V02 Max, kekuatan serta daya tahan tubuh/ otot tertentu.
2. OVERLOAD PRINCIPLE
Penambahan beban pada latihan ini sangat penting sekali karena penambahan latihan yang konstan tidak akan mencapai tujuan latihan. Latihan harus dimulai dari tingkat dasar, kemudian ditingkatkan sedikit-sedikit hingga mencapai hasil yang maksimum. Jangan sekali-kali berlatih hingga melebihi kemampuan, karena ini akan mengakibatkan seseorang mengalami OVER TRAINING.
3. HARI LIBUR LATIHAN
Penyusunan jadwal latihan harus diselingi dengan hari libur dari segala kegiatan fisik, yaitu minimal 1 hari didalam satu minggu, untuk pulih asal.
4. KEMBALI MENURUN
Hasil latihan akan kembali turun ke keadaan semula apabila tidak berlatih. Oleh karena itu berlatihlah terus agar kondisi fisik yang sudah terbentuk tidak menurun kembali



Persiapan latihan

Didalam mempersiapkan suatu bentuk latihan, diperlukan kerjasama yang matang dengan berbagai macam pihak, serta perencanaan matang dengan pelaksanaan latihan yang intensif dan progresif. Faktor yang perlu diperhatikan di dalam persiapan latihan adalah : informasi atau data pendaki, tujuan pendakian, tujuan latihan, bentuk latihan yang akan digunakan, evaluasi hasil latihan. Faktor-faktor tersebut merupakan suatu siklus daur ulang hingga mencapai hasil yang maksimal.

Informasi atau data pendaki
Sebelum latihan diberikan, maka diperlukan informasi yang lengkap terlebih dahulu terhadap pendaki yang hendak melakukan pendakian yang berskala besar dan lama. Dengan adanya data informasi tersebut diharapkan akan diketahui kondisi kesehatan, usia, jenis kelamin dan lain sebagainya.

Tujuan pendakian
Perlu diketahui tujuan gunung yang akan didaki baik ketinggian gunung. Keadaan alamnya ataupun lainnya yang dapat berkaitan dengan rencana ke gunung tersebut. Hal ini akan menentukan bentuk-bentuk latihan fisik serta berapa lama latihan tersebut akan berlangsung.

Tujuan latihan
Tujuan latihan ini ditentukan berdasarkan data pendaki dan ketinggian gunung yang akan didaki. Tujuan ini harus dibuat bertingkat, yaitu dari tipe umum (general endurance) sampai ketingkat khusus, yaitu latihan otot tertentu, agar latihan mencapai hasil yang maksimal.

Bentuk latihan

Latihan yang dipergunakan berdasarkan kebutuhan dengan berpedoman informasi pendaki, tujuan pendakian, serta tujuan latihan.


Pengukuran sebelum dan sesudah latihan
Pengukuran ini berguna untuk :
1. Mengetahui kondisi fisik pendaki sebelum memulai latihan
2. Penempatan pada kelompok yang sama
3. Menentukan beban awal latihan untuk weight training atau kecepatan lari (pace) untuk latihan interval
Sedangkan pengukuran sesudah latihan berguna untuk mengetahui apakah ada peningkatan sesudah latihan.
Dengan membandingkan hasil pengukuran sebelum dan sesudah, dapat dilihat apakah ada peningkatan pada kondisi fisik pendaki. Sehingga dari hasil ini dapat diambil keputusan boleh tidaknya pendaki tersebut melakukan pendakian yang sudah direncanakan.

VO2 Max

VO2 max itu apasih?? Atlit binaraga kok terkadang takut setelah melalui test ini untuk mengetahui hasilnya??

VO2 max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2 max ini adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang dinyatakan dalam liter per menit atau milliliter/menit/kg berat badan.

Kita perlu ketahui juga faal dari tubuh manusia. Setiap sel membutuhkan oksigen untuk mengubah energi makanan menjadi ATP (Adenosine Triphosphate) yang siap pakai untuk kerja tiap sel yang paling sedikit mengkonsumsi oksigen adalah otot dalam keadaan istrahat. Sel otot yang berkontraksi membutuhkan banyak ATP. Akibatnya otot yang dipakai dalam latihan membutuhkan lebih banyak oksigen. Sel otot membutuhkan banyak oksigen dan menghasilkan CO2. Kebutuhan akan Oksigen dan menghasilkan CO2 dapat diukur melalui pernafasan kita.

Dengan mengukur jumlah oksigen yang dipakai selama latihan, kita mengetahui jumlah oksigen yang dipakai oleh otot yang bekerja. Makin tinggi jumlah otot yang dipakai maka makin tinggi pula intensitas kerja otot.
Tingkat Kebugaran dapat diukur dari volume Anda dalam mengkonsumsi oksigen saat latihan pada volume dan kapasitas maksimum. Kelelahan atlet yang dirasakan akan menyebabkan turunnya konsentrasi sehingga tanpa konsentrasi yang prima terhadap suatu permainan, sudah hampir dipastikan kegagalan yang akan diterima.

Cepat atau lambatnya kelelahan oleh seorang atlet dapat diperkirakan dari kapasitas aerobik atlet yang kurang baik. Kapasitas aerobik menunjukkan kapasitas maksimal oksigen yang dipergunakan oleh tubuh (VO2Max). Dan seperti kita tahu, oksigen merupakan bahan bakar tubuh kita. Oksigen dibutuhkan oleh otot dalam melakukan setiap aktivitas berat maupun ringan.
Dan semakin banyak oksigen yang diasup/diserap oleh tubuh menunjukkan semakin baik kinerja otot dalam bekerja sehingga zat sisa-sisa yang menyebabkan kelelahan jumlahnya akan semakin sedikit. VO2Max diukur dalam banyaknya oksigen dalam liter per menit (l/min) atau banyaknya oksigen dalam mililiter per berat badan dalam kilogram per menit (ml/kg/min). Tentu, semakin tinggi VO2 max, seorang atlet yang bersangkutan juga akan memiliki daya tahan dan stamina yang istimewa.

Sekalipun memiliki stamina yang istimewa, atlet tetap harus memiliki penguasaan teknik cabangnya dengan baik. Sebab, dengan teknik yang baik, sang atlet akan efisien dalam bertarung. Artinya, sekalipun lawannya memiliki stamina yang istimewa, tetapi teknik pas-pasan, atlet kita yang bakal menang.

Bagaimana mengukur VO2 max ?
Sebagai pertimbangan dalam mengukur VO2 max adalah tes harus diciptakan demikian rupa sehingga tekanan pada pasokan oksigen ke otot jantung harus berlangsung maksimal. Kegiatan fisik yang memenuhi criteria ini harus:
1. melibatkan minimal 50 % dari total masa otot. Aktivitas yang memenuhi criteria ini adalah lari, bersepeda, mendayung. Cara yang paling umum dilakukan dengan lari di Treadmill, yang bisa diatur kecepatan dari sudut inklinasinya
2. Lamanya tes harus menjamin terjadinya kerja jantung maksimal. Umumnya berlangsung 6 sampai 12 menit.
Salah satu alat ukur VO2Max adalah metode Cooper Test, metode ini cukup sederhana, tanpa biaya yang mahal dan akurasinya cukup wajar. Yakni atlet melakukan lari/jalan selama 12 menit pada lintasan lari sepanjang 400 meter. Setelah waktu habis jarak yang dicapai oleh atlet tersebut dicatat.
Rumus sederhana untuk mengetahui VO2Maxnya adalah : Jarak yang ditempuh dalam meter – 504.9) / 44.73.
Contoh : Budi melaksanakan Cooper Test dengan lari selama 12 menit, jarak yang dicapai (2600 meter – 504.9) dibagi 44.73 = 46.83881 mls/kg/min

Cara Mengetahui Arah Dengan Tumbuhan

Cara mengetahui arah dengan tumbuhan adalah salah satu cara dalam seni survival. Hal tersebut selayaknya Anda ketahui saat berada di tengah alam bebas. Dan apabila Anda tidak mengetahui arah bukan berarti Anda harus menyerah karena keadaan.

Orang biasanya ketika tersesat hal yang paling di butuhkan adalah arah, karena dengan arah kita akan mengetahui kemana kita pergi, makanya kita biasa mengunakan kompas. Namun ketika ketiadaan kompas sebagai penunjuk arah, kita masih bisa mengetahui arah dengan tumbuhan di sekitar kita.

www.belantaraindonesia.org

1. Lebatnya Pepohonan
Sebagaimana kita tahu, bahwa pohon membutuhkan fotosintesis untuk menyuplai nutrisi. sebagai faktor utama fotosintesis adalah Matahari, olehkarenanya pohon akan selalu mengarah ke datangya sinar Matahari. kalau dilihat maka pohon atau dedaunan yang lebih lebat akan mengarah ke datangnya Matahari, dengan demikian lebatnya pohon itu mengarah ke timur dimana asupan Matahari akan lebih banyak dari timur.
www.belantaraindonesia.org

2. Tumbuhan Lumut
Senada dengan lebatnya pepohonan, maka tempat dimana tumbuhnya lumut akan mengarah ke barat. kenapa? karana lumut membutuhkan kelembaban, ia menyerap air tidak dari tanah secara langusung melainkan dari media yang berair ( lembab ) oleh karenanya lumut akan menghindari Matahari secara langsung, ia  akan menunjukan arah barat dimana sinar Matahari lebih rendah ketika sore daripada pagi hari.

Survival


Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain
Keadaan alam (cuaca dan medan)
Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)
Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)
Banyaknya kesulitan-kesulitan

tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri.

Definisi Survival
Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini hanyalah menurut versi pencinta alam
S : Sadar dalam keadaan gawat darurat
U : Usahakan untuk tetap tenang dan tabah
R : Rasa takut dan putus asa hilangkan
V : Vitalitas tingkatkan
I : Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya
V : Variasi alam bisa dimanfaatkan
A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya
L : Lancar, slaman, slumun, slamet

Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival tsb, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah "STOP" yang artinya :
S : Stop & seating / berhenti dan duduklah
T : Thingking / berpikirlah
O : Observe / amati keadaan sekitar
P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan

Kebutuhan survival
Yang harus dipunyai oleh seorang survivor
1. Sikap mental
- Semangat untuk tetap hidup
- Kepercayaan diri
- Akal sehat
- Disiplin dan rencana matang
- Kemampuan belajar dari pengalaman

2. Pengetahuan
- Cara membuat bivak
- Cara memperoleh air
- Cara mendapatkan makanan
- Cara membuat api
- Pengetahuan orientasi medan
- Cara mengatasi gangguan binatang
- Cara mencari pertolongan

3. Pengalaman dan latihan
- Latihan mengidentifikasikan tanaman, membuat trap, dll

4. Peralatan
- Kotak survival
- Pisau jungle , dll

1.Kemauan belajar
Langkah yang harus ditempuh bila anda/kelompok anda tersesat :
Mengkoordinasi anggota
Melakukan pertolongan pertama
Melihat kemampuan anggota
Mengadakan orientasi medan
Mengadakan penjatahan makanan
Membuat rencana dan pembagian tugas
Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia kuar
Membuat jejak dan perhatian
Mendapatkan pertolongan

Membuat Bivak (Shelter)
Tujuan : untuk melindungi dari angin, panas, hujan, dingin
Macam Bivak :
a.Shelter asli alam
Gua : - Bukan tempat persembunyian binatang
- Tidak ada gas beracun
- Tidak mudah longsor
b.Shelter buatan dari alam
c.Shelter buatan
Syarat bivak :
- Hindari daerah aliran air
- Di atas shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh
- Bukan sarang nyamuk/serangga
- Bahan kuat
- Jangan terlalu merusak alam sekitar
- Terlindung langsung dari angin

Survival kit
Ialah perlengkapan untuk survival yang harus dibawa dalam perjalanan :
Perlengkapan memancing
Pisau
Tali kecil
Senter
Cermin suryakanta, cermin kecil
Peluit
Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air
Tablet garam, norit
Obat-obatan pribadi
Jarum + benang + peniti
dll

8 Hal Yang Tidak Di Perhatikan Olah Pendaki Pada Umumnya

1.Tidak membuat list (daftar) peralatan,perlengkapan maupun perbekalan yang dibawa

Di berbagai organisasi pecinta alam,anjuran untuk membuat list barang yang dibawa masuk dalam materi dasar mountainering,lebih khususnya di "manajemen perjalanan"(ekspedisi).Tapi sayang,masih banyak yang sering mengindahkan hal sepele ini,padahal jelas-jelas multi fungsi lho.
         Ibarat perang di medan laga,list(daftar) ini diperlukan untuk mengetahui semua persenjataan Anda sebelum perang.Sehingga selama perang Anda mampu memanage jalannya perang dengan baik dan cepat.


image from mangucuy.blogspot.com
Tidak sulit kok membuat list ini.Salah satu contoh sederhananya seperti gambar di atas lihat tabel Gear List..
Anda daftar seluruh peralatan/perlengkapan dan perbekalan baik individu maupun kelompok yang dibawa,setelah itu bubuhkan keterangan(jumlah,kondisi,merk dsb)
 
2.Tidak melengkapi surat jalan saat perjalanan ke tempat jauh dari tempat tinggalnya
          Surat jalan sangat membantu Anda ketika dalam perjalanan mendapat suatu keadaan yang tak terduga (misalnya musibah).Dengan surat jalan Anda bisa lebih cepat terbantu jika meminta bantuan kepada polisi,lebih mudah di percaya ketika harus berinsteraksi dengan orang-orang baru di luar sana.
          Untuk mendapatkan surat jalan ini Anda bisa minta di organisasi pecinta alam Anda atau meminta surat jalan dari kelurahan..
 

3.Tidak membuat dokumentasi berupa catatan perjalanan
Catatan perjalanan merupakan alat pendokumentasian perjalanan Anda.Namun dunia tulis menulis ini rupanya tidak sepopuler dengan potret memotret maupun shoot video.Padahal kesan kenangan lebih mendalam ketika suatu saat nanti kita membuka lembar demi lembar catatan kita yang menceritakan lebih detail peristiwa-peristiwa yang kita alami selama perjalanan.
 
4.Tidak mempersiapkan survival kit,kotak P 3 K(Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) saat packing
 
5.Belum mahir skill dasar yang di butuhkan dalam berkegiatan di alam terbuka
 
6.Tidak memenuhi kebutuhan 4000 kalori yg dibutuhkan tubuh dalam sehari
 
7.Jika tersesat banyak yang turun mencari jalan melalui jalur air tidak berada di punggungan Gunung
banyak kasus proses evakuasi saat operasi SAR menemukan korban berada di lereng gunung,maupun di aliran sungai.Padahal tekstur di sungai lebih berbahaya jika mendapati air terjun yang curam dan terjal.Disarankan jika tidak sedang bertujuan mencari air untuk kebutuha minum,lebih baik berada di punggungan saja.
 
8.Masih meninggalkan jejak berupa sampah,coretan di bebatuan,shelter dan meninggalkan bekas api unggun yang belum benar-benar padam
Ini yang sering banyak ditemui di lapangan.Bangga menjadi pecinta alam,banyak mengajak orang-orang untuk lebih perduli terhadap alam,eh dianya malah menjadi pioner dalam merusak alam.Tidak perlu saling menyalahkan,mari kita sadar diri,dan saling mengingatkan.

Jenis - jenis Pendakian/Perjalanan

Mendaki gunung adalah suatu olah raga keras, penuh petualangan dan membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan serta daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan merupakan daya tarik dari kegiatan ini. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu pendakian yang sukar, berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri.

Di Indonesia, kegiatan mendaki gunung mulai dikenal sejak tahun 1964 ketika pendaki Indonesia dan Jepang melakukan suatu ekspedisi gabungan dan berhasil mencapai puncak Soekarno di pegunungan Jayawijaya, Irian Jaya (sekarang Papua). Mereka adalah Soedarto dan Soegirin dari Indonesia, serta Fred Atabe dari Jepang. Pada tahun yang sama, perkumpulan-perkumpulan pendaki gunung mulai lahir, dimulai dengan berdirinya perhimpunan penempuh rimba dan pendaki gunung WANADRI di Bandung dan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) di Jakarta, diikuti kemudian oleh perkumpulan-perkumpulan lainnya di berbagai kota di Indonesia.

JENIS PERJALANAN / PENDAKIAN
Mountaineering dalam arti luas adalah suatu perjalanan, mulai dari hill walking sampai dengan ekspedisi pendakian ke puncak-puncak yang tinggi dan sulit dengan memakan waktu yang lama, bahkan sampai berbulan-bulan.
Menurut kegiatan dan jenis medan yang dihadapi, mountaineering terbagi menjadi tiga bagian :

1. Hill Walking / Fell Walking
Perjalanan mendaki bukit-bukit yang relatif landai dan yang tidak atau belum membutuhkan peralatan-peralatan khusus yang bersifat teknis.

2. Scrambling
Pendakian pada tebing-tebing batu yang tidak begitu terjal atau relatif landai, kadang-kadang menggunakan tangan untuk keseimbangan. Bagi pemula biasanya dipasang tali untuk pengaman jalur di lintasan.

3. Climbing
Kegiatan pendakian yang membutuhkan penguasaan teknik khusus. Peralatan teknis diperlukan sebagai pengaman. Climbing umumnya tidak memakan waktu lebih dari satu hari.

Bentuk kegiatan climbing ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Rock Climbing
Pendakian pada tebing-tebing batu yang membutuhkan teknik pemanjatan dengan menggunakan peralatan khusus.
b. Snow & Ice climbing
Pendakian pada es dan salju.

4. Mountaineering
Merupakan gabungan dari semua bentuk pendakian di atas. Waktunya bisa berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Disamping harus menguasai teknik pendakian dan pengetahuan tentang peralatan pendakian, juga harus menguasai manajemen perjalanan, pengaturan makanan, komunikasi, strategi pendakian, dll.

KLASIFIKASI PENDAKIAN
Tingkat kesulitan yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, tergantung dari pengembangan teknik-teknik terbaru. Mereka yang sering berlatih akan memiliki tingkat kesulitan / grade yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang baru berlatih.

Klasifikasi pendakian berdasarkan tingkat kesulitan medan yang dihadapi (berdasarkan Sierra Club) :
Kelas 1 : berjalan tegak, tidak diperlukan perlengkapan kaki khusus (walking).
Kelas 2 : medan agak sulit, sehingga perlengkapan kaki yang memadai dan penggunaan tangan sebagai pembantu keseimbangan sangat dibutuhkan (scrambling).
Kelas 3 : medan semakin sulit, sehingga dibutuhkan teknik pendakian tertentu, tetapi tali pengaman belum diperlukan (climbing).
Kelas 4 : kesulitan bertambah, dibutuhkan tali pengaman dan piton untuk anchor/penambat (exposed climbing).
Kelas 5 : rute yang dilalui sulit, namun peralatan (tali, sling, piton dll), masih berfungsi sebagai alat pengaman (difficult free climbing).
Kelas 6 : tebing tidak lagi memberikan pegangan, celah rongga atau gaya geser yang diperlukan untuk memanjat. Pendakian sepenuhnya bergantung pada peralatan (aid climbing).

SISTEM PENDAKIAN
1. Himalayan System, adalah sistem pendakian yang digunakan untuk perjalanan pendakian panjang, memakan waktu berminggu-minggu. Sistem ini berkembang pada pendakian ke puncak-puncak di pegunungan Himalaya. Kerjasama kelompok dalam sistem ini terbagi dalam beberapa tempat peristirahatan (misalnya : base camp, flying camp, dll). Walaupun hanya satu anggota tim yang berhasil mencapai puncak, sedangkan anggota tim lainnya hanya sampai di tengah perjalanan, pendakian ini bisa dikatakan berhasil.
2. Alpine System, adalah sistem pendakian yang berkembang di pegunungan Alpen. Tujuannya agar semua pendaki mencapai puncak bersama-sama. Sistem ini lebih cepat, karena pendaki tidak perlu kembali ke base camp, perjalanan dilakukan secara bersama-sama dengan cara terus naik dan membuka flying camp sampai ke puncak.

PERSIAPAN BAGI SEORANG PENDAKI GUNUNG
Untuk menjadi seorang pendaki gunung yang baik diperlukan beberapa persyaratan antara lain :

1. Sifat mental.
Seorang pendaki gunung harus tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani, dalam arti kata sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki.

2. Pengetahuan dan keterampilan
Meliputi pengetahuan tentang medan, cuaca, teknik-teknik pendakian pengetahuan tentang alat pendakian dan sebagainya.

3. Kondisi fisik yang memadai
Mendaki gunung termasuk olah raga yang berat, sehingga memerlukan kondisi fisik yang baik. Berhasil tidaknya suatu pendakian tergantung pada kekuatan fisik. Untuk itu agar kondisi fisik tetap baik dan siap, kita harus selalu berlatih.

4. Etika
Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku yang harus kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus menghargai sikap dan pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung yang selama ini kita lakukan.