Ubah Ejekan Jadi Keberhasilan

Apa reaksi kita saat mendengar orang lain menjelek-jelekkan kita? Bagi yang mudah emosi, barangkali telinga akan langsung panas. Namun, ada kalanya, kita bertemu pula dengan orang yang seolah-olah selalu berkepala dingin, alias tak gampang marah. Tetapi, yang seperti ini, kadang pula malah memendam amarah dalam diri yang jika meledak, bisa mengganggu mentalitas.


Lantas, bagaimana sebenarnya kita harus menyikapi saat mendengar orang lain menjelek-jelekkan kita, baik secara langsung ataupun tidak? Mungkin, kita bisa belajar dari kisah inspiratif ini, untuk menjadikan celaan, hinaan, atau ejekan, justru mampu menjadi “bahan bakar” penyemangat hidup.


Konon, di salah satu perusahaan minyak terbesar dunia kerja sama Arab dan Amerika Serikat, sangat kental nuansa perbedaan perlakuan antara orang lokal Arab asli dengan orang Amerika yang rata-rata menduduki jabatan tinggi.


Suatu kali, ada seorang remaja yang bekerja di sana kehausan setelah bekerja seharian. Remaja yang hanya lulusan sekolah menengah ini menjadi pegawai rendahan di kantor tersebut. Ketika mendapati sebuah penampung air dingin yang segar, ia pun bersegera mengisi gelasnya untuk menghilangkan dahaga. Namun, tak disangkanya, saat hendak meminum air tersebut, sebuah suara cukup kasar menghardiknya. Suara itu muncul dari seorang pekerja Amerika, “Hei, kamu tidak boleh minum air itu! Yang boleh hanya insinyur, sedangkan kamu cuma pegawai rendahan.”


Remaja itu pun tidak jadi minum dan lantas pergi. Namun, yang membuatnya lebih tidak enak sebenarnya bukan haus. Tetapi, perasaan terhina: mengapa di negaranya sendiri, ia tak boleh meminum air itu. Apakah statusnya sebagai pegawai rendahan harus membedakan dirinya untuk bisa mendapatkan minuman, yang sebenarnya adalah air gratis yang bisa diminum siapa saja.


Beruntung, kemarahan remaja tersebut disalurkannya pada hal yang positif. Ia bertekad untuk mengubah nasibnya. Remaja ini pun belajar dengan sangat giat dan tekun. Siang hari ia pakai untuk bekerja, malamnya ia mengambil kelas untuk meraih pendidikan setingkat SMA.


Dengan kondisi tersebut, remaja itu jadi jarang bergaul dengan teman-teman sebayanya. Celakanya, saat ia menceritakan obsesi untuk memperbaiki nasib sebagai orang asli di perusahaan itu, ia malah ditertawakan teman-temannya. Namun, justru karena itulah, ia makin semangat untuk membuktikan ucapannya.


Karena bekerja sangat giat dan cepat belajar, akhirnya setelah lulus SMA, remaja ini mendapat kesempatan memperoleh beasiswa belajar ke perguruan tinggi di Amerika. Ia pun mengambil sarjana bidang teknik yang akan membuatnya bergelar insinyur. Kesempatan ini tidak disia-siakan untuk “membalas” masa lalunya yang dianggap sebagai pemicu semangatnya tersebut. Akhirnya, si remaja bukan hanya lulus menjadi insinyur, tapi ia bahkan diberi beasiswa lagi untuk meneruskan gelar Master bidang geologi.


Sekembali ke negaranya, remaja tersebut terus berkarya maksimal sehingga kariernya melesat cepat. Dari menjadi kepala bagian, kepala cabang, manajer umum, hingga akhirnya dipercaya menjadi wakil direktur di perusahaan tersebut. Itu merupakan jabatan tertinggi yang pernah diperoleh orang lokal di perusahaan itu. Lucunya, remaja yang telah menjadi wakil direktur tersebut mendapati insinyur yang merendahkannya dulu, menjadi bawahannya. Suatu ketika, sang insinyur memohon maaf atas peristiwa yang dulu pernah terjadi di antara mereka. Namun ia berkata, “Aku ingin berterima kasih padamu dari lubuk hatiku paling dalam karena kau melarang aku minum saat itu. Ya, dulu aku sempat benci padamu. Tapi, jika ditelusuri lebih jauh, kamulah penyebab dari kesuksesanku ini.”


Begitulah, sang remaja telah berhasil mengubah penghinaan menjadi pemicu semangat untuk meraih kesuksesan. Bahkan terakhir, ia dipercaya menjadi Menteri Perminyakan dan Mineral Arab Saudi. Ia mengubah “dendam” menjadi pendorong semangat untuk mengubah nasib.


Kita sendiri pasti juga pernah mengalami penghinaan dalam berbagai bentuk. Penolakan saat menjual sesuatu, diremehkan kala memulai perjuangan meraih impian, tidak dianggap di lingkungan kerja, diacuhkan saat memberi pendapat, hingga aneka bentuk “pelecehan” yang disadari atau tidak. Marah memang manusiawi. Emosi pun wajar terjadi. Tapi, reaksi kita atas segala bentuk ejekan itu sebenarnya bisa kita arahkan untuk hal yang lebih baik. Bukankah marah dan emosi tidak akan pernah menyelesaikan masalah? Malah, sering yang terjadi melipatgandakan problematika yang terjadi.


Mari ubah segala bentuk ejekan dan penghinaan sebagai pelecut semangat untuk menuju perubahan. Jangan biarkan emosi sesaat mengacaukan pikiran. Jangan izinkan kemarahan mendatangkan kemurkaan. Kisah di atas adalah bukti nyata, bahwa ejekan sebenarnya adalah “energi” yang akan menarik kekuatan dalam diri untuk bertransformasi meraih mimpi. Ibarat kegagalan, sebenarnya itu merupakan vitamin untuk pijakan menuju kesuksesan. Terus berjuang, terus berkarya, jangan mundur karena hinaan. Salam sukses, luar biasa!!

Mewujudkan Mimpi dari Obsesi

Jarang-jarang ada orang yang sudah benar-benar menemukan apa yang dicarinya untuk masa depan. Namun, jika itu sudah didapat dan menjadi obsesi, bila ditekuni, pasti akan menghasilkan pencapaian yang luar biasa. Inilah yang dialami oleh Elon Musk, co-founder PayPal. 

Obsesi yang terlalu kuat kadang ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi bisa sangat bermanfaat, di sisi lain bisa pula justru mengundang petaka. Namun, jika diiringi dengan keseriusan yang dipupuk sejak dini, obsesi akan menjadi energi untuk mewujudkan hampir semua mimpi. Dan, itulahyang dirasakan dan dijalani oleh Elon Musk. Seorang yang disebut sebagai internet entrepreneur sejati, yang sejak awal menyebut bahwa obsesi hidupnya hanya berhubungan dengan tiga hal: internet, energi bersih, dan ruang angkasa.

Kelahiran Pretoria Afrika Selatan 28 Juni 1971 ini sejak kecil memang seperti sudah menemukan jalan hidup yang diidamkannya. Ayahnya yang seorang insinyur telah menginspirasinya untuk terjun ke bidang teknologi informasi sedari kecil. Bayangkan, ketika berumur 10 tahun, ia sudah membeli komputer sendiri. Dan, jika anak sebayanya menjadikan komputer sebagai sarana bermain-terutama game-ia justru berusaha mengutak-atik komputer untuk menciptakan game. Dua tahun lamanya, Musk belajar secara autodidak bagaimana membuat program komputer. Dengan ketekunannya, ia pun berhasil menciptakan game tentang ruang angkasa yang diberi nama Blastar. Uniknya, game ini berhasil dijualnya senilai US$500. Inilah barangkali kombinasi kehebatan yang sejak dini sudah terpupuk dalam jiwa Musk, ketekunan belajar, kemauan berinovasi, dan kejelian menjalankan bisnis.

Setelah lulus sekolah menengah di Pretoria Boys High School, Musk memilih untuk berimigrasi ke Kanada. Ia melakukan itu karena dirinya tak ingin mengikuti wajib militer di Afrika Selatan yang pada masa itu masih kental dengan persoalan rasis Apartheid. "Saya tidak menolak untuk melayani negara, tapi kalau saya hanya masuk ke militer untuk menekan orang-orang berkulit hitam, saya rasa itu bukan hal yang saya cari," ucapnya kala itu. "Saya ingin ke Amerika di mana banyak hal hebat memungkinkan untuk tercipta."

Di Kanada Musk pertama kali masuk ke Queen's University di Kingston, Ontario. Dengan bekerja paruh waktu, Musk berusaha memenuhi kebutuhannya. Ia hidup hanya denganUS$ 1 per hari. Tapi nasibnya segera berubah ketika ia mendapat beasiswa bergengsi dari University of Pennsylvania's Wharton School of Business. "Biaya kuliahnya sangat mahal," ujarnya. "Untungnya, mereka memberikan beasiswa ... jadi saya hanya mencari uang untuk menutupi biaya hidup, buku, dll, dengan pekerjaanku."

Setelah mendapat gelar sarjana, ia meneruskan sekolah di sana untuk mendapat gelar lagi di bidang fisika. Setelah lulus, pada tahun 1995, Musk diterima dalam program pascasarjana fisika energi tinggi di Stanford University. Namun, kala itu internet sedang mulai booming. Karenanya, baru dua hari bergabung di program Ph.D tersebut, ia memutuskan itu bukan yang dicari untuk hidupnya. Musk punya ide untuk membuat sebuah perusahaan karena ia memperkirakan gelar dari sekolah tidak akan membuatnya mencapai tujuannya.

Musk Sang Inovator
 


Dengan minatnya yang sangat besar di dunia internet dan kemampuannya yang cepat untuk mengadaptasi teknologi baru, ia pun mendirikan Zip2 Corporation yang bergerak di bidang penyediaan software untuk membantu penerbitan media via online. Tak tanggung-tanggung, dengan konsepnya itu, ia segera mendapat kontrak kerja sama dengan dua koran besar di Amerika, New York Times dan Chicago Tribune untuk membantu penerbitan media mereka di dunia maya.

Usaha itu mengantarnya menjadi usahawan di bidang internet pada usia 24 tahun. Meski cukup sukses, ia merasa harus terus berkembang. Karena itu, ia tetap hidup sederhana agar bisa memanfaatkan keuntungan yang didapat untuk mengembangkan usaha. Ia menyebut dirinya kala itu memilih tidur di sofa kantor dan mandi di kamar mandi umum. "Itu lebih murah daripada harus menyewa apartemen," ujarnya.

Saat makin berkembang, Zip2 juga butuh dana segar untuk terus diputar. Karena itu, ia "terpaksa" mengundang investor untuk mendanai laju usahanya. Porsi kepemilikannya pun berkurang. Namun, dengan perkembangan yang terus berjalan, Zip2 berhasil diubahnya menjadi "madu" yang terus menarik perusahaan besar untuk berinvestasi. Akhirnya, pada tahun 1999, Zip2 dibeli Compaq Computer Corporation senilai US$307 juta, yang pada masa itu menjadi pembelian perusahaan berbasis internet terbesar di dunia.

Dari keuntungan yang didapat hasil transaksi tersebut, Musk kemudian mendirikan perusahaan lainnya, X.com, sebuah perusahaan untuk memudahkan pembayaran dan transaksi yang terjadi di dunia online. Perusahaan tersebut makin berkembang hingga kemudian berhasil mengakuisisi perusahaan sejenis, Confinity. Melalui perusahaan inilah, berkembang sistem transfer uang melalui internet yang dikenal dengan nama PayPal. Musk menyebut apa yang kemudian dikembangkannya lebih jauh ini sebagai sebuah kebutuhan transaksi masa depan P2P atau person to person.

Sekali lagi inilah kejelian dari apa yang menjadi obsesi Musk di bidang internet, yakni menyajikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak dan sekaligus mendatangkan banyak keuntungan baginya. Di tangannya, PayPal menjadi media pembayaran di internet paling dipercaya dan paling banyak digunakan untuk aneka jenis transaksi. Saat semakin berkembang, PayPal didaftarkan di bursa dan memperoleh hasil yang impresif saat penawaran perdana sahamnya pada Februari 2002. Karena terus berkembang, eBay pun ikut "tergoda" sehingga akhirnya membeli saham PayPal senilai US$1,5 miliar.

Begitulah, Elon Musk berhasil mewujudkan berbagai obsesinya dengan berbekal keyakinan, ketekunan, dan inovasi yang luar biasa. Kini, untuk mewujudkan obsesi lainnya, ia membidani usaha berikutnya, SpaceX yang bergerak di bidang pengembangan transportasi luar angkasa, serta Tesla Motors yang mengembangkan mobil listrik hemat energi. "Saya hanya menjalankan apa yang saya cintai, dan ini adalah kesempatan untuk memenuhi mimpi," katanya. Kita tunggu saja, inovasi lain apa yang akan dilakukannya untuk menciptakan dunia yang lebih baik.

Jangan Pernah Terlalu Berharap

Anita Roddick adalah perintis perusahaan waralaba The Body Shop yang kini sudah mendunia. Sebelum perusahaan The Body Shop dikenal seperti sekarang, Anita pernah berinisiatif menggerakkan seluruh karyawannya yang berada di kantor pusat untuk melakukan bakti sosial dalam rangka Hari Dunia. Bentuk bakti sosial tersebut adalah membersihkan sebuah pantai di Inggris.
Tetapi inisiatif Anita tidak direspon positif oleh mayoritas pegawainya. Hanya sebagian kecil karyawan, yaitu sekitar 13 orang, yang bersedia berpartisipasi dalam bakti sosial tersebut. Sedangkan mayoritas pegawainya memilih untuk menghindar dengan berbagai alasan. Anita sangat kecewa atas penolakan yang ditunjukkan oleh mayoritas karyawan.

Tetapi dalam perjalanan menuju pantai yang akan dibersihkan, Anita merasa sedikit terhibur. Pasalnya, ia berpapasan dengan seorang pengendara sepeda yang ramah. “Mau ke mana?” tanya pengendara sepeda itu kepada dirinya dan rombongan.

“Hari ini adalah Hari Dunia. Kami akan ke pantai untuk membersihkan pantai itu,” jawab Anita Roddick antusias sambil menunjuk sebuah pantai indah di depan mereka.

“Luar biasa! Kemauan Anda semua sangat mulia. Saya sangat senang ada orang yang bersedia turun tangan membersihkan pantai ini, karena memang sudah sangat kotor,” lanjut pengendara sepeda itu tak kalah bersemangat dibadingkan dengan Anita.

“Kalau begitu, mari bergabung bersama kami membersihkan pantai,” ucap Anita girang karena merasa berhasil mendapatkan simpati dan dukungan dari pengendara sepeda itu.

“Jangan pernah harap ya!” cetus pengendara sepeda itu mengejutkan. Tanpa basa-basi pengendara sepeda itu langsung mengayuh sepedanya kencang sekali. Anita dan rombongan ternganga tak percaya pada respon yang sedemikian negatif.

Pengalaman pahit tersebut memberi sebuah pelajaran berharga bagi Anita, bahwa kesadaran orang lain terhadap lingkungan tak mudah diketuk hanya dengan imbauan. Ia berpikir mungkin kesadaran untuk mencintai lingkungan akan tumbuh, bila imbauan itu terus didengungkan lewat berbagai macam media, misalnya poster, brosur, kampanye secara langsung, dan lain sebagainya.

Karena itu dalam setiap pertemuan bersama para stafnya, Anita selalu berkata, “Menciptakan keuntungan dari segi keuangan saja tidak cukup, kita harus menciptakan kemajuan dalam segi spiritual!” Anita sangat serius dengan apa yang ia ucapkan itu. Di bawah kepemimpinannya The Body Shop mencapai kemajuan luar biasa, sudah tersebar di lebih dari 50 negara dengan 1.900 gerai di dunia. Meskipun demikian, perusahaan tersebut masih memegang teguh sebuah visi, yaitu kepedulian terhadap lingkungan.

Pesan:

Kisah di atas menunjukkan bahwa kepedulian itu sangat penting. Bahkan hampir semua agama di dunia menandaskan tentang pentingnya kepedulian. Kepedulian adalah sumber kebaikan.

Meskipun masih sangat sulit dibudayakan, tetapi kepedulian dapat ditumbuhkan hingga akhirnya membudaya dalam kehidupan kita. Langkah pertama guna menumbuhkan kepedulian adalah menjadi panutan. Dengan kata lain kepedulian itu dimulai dari diri kita sendiri.

Langkah selanjutnya adalah mengkomunikasikan dengan orang-orang yang besangkutan tentang solusi-solusi dari masalah yang sedang dihadapi bersama. Jika perlu prinsip-prinsip kepedulian yang dapat dijadikan solusi tersebut dicetak dalam ukuran besar atau cukup menarik perhatian. Dalam kisah di atas Anita berinisiatif mensosialisasikan kepedulian melalui seruan-seruan misalnya dalam bentuk spanduk atau papan iklan, disiarkan lewat media elektronik, cetak, dan lain sebagainya.

Dalam periode tertentu sebaiknya hasil dari kepedulian tersebut disiarkan untuk diketahui bersama. Misalnya sumbangan sukarela dari penduduk di kampung-kampung sebagai bentuk kepedulian disiarkan berapa uang yang sudah terkumpul dan yang sudah digunakan, perubahan yang dihasilkan sekaligus anggaran yang dibutuhkan untuk program selanjutnya. Keterbukaan seperti itu menjadi sumber motivasi bagi setiap individu dari lapisan masyarakat yang lebih luas untuk berpartisipasi, apalagi jika kepedulian tersebut ditujukan untuk memperbaiki keadaan, mengatasi masalah, dan mewujudkan harapan mereka semua.

Bertumbuh Hingga Tanpa Batas

 “A person is limited only by the thoughts that he chooses. – Kapasitas seseorang hanya dibatasi oleh pemikirannya sendiri.”
James Allen, As A Man Thinketh.



Setiap saat masing-masing di antara kita bisa melakukan hal yang luar biasa dengan berpikir berbeda. Anda sebenarnya juga bisa berkembang puluhan kali lipat. Semua itu tergantung pada pola pikir Anda sendiri.

Anehnya hampir semua orang cenderung langsung kecewa, marah, frustrasi ketika sampai pada situasi kurang menguntungkan atau tidak berhasil. Mereka sama sekali tidak berpikir positif saat menghadapi tantangan, yang salah satunya berbentuk kegagalan. Padahal seandainya mereka tetap optimis, dalam kondisi terburuk pun mereka pasti dapat memulai lagi langkah-langkah untuk bertumbuh lebih dari yang pernah mereka bayangkan.

Optimis adalah syarat penting untuk dapat bertumbuh optimal dari kondisi Anda saat ini. Langkah selanjutnya yang tak kalah penting agar Anda bertumbuh secara fenomenal adalah menciptakan impian. Ketika Anda sudah berani bermimpi, maka rasa percaya diri akan tumbuh dan lebih siap menghadapi tantangan. Selanjutnya impian tersebut membantu Anda berpikir lebih positif, sehingga Anda dapat menikmati proses perubahan menuju pertumbuhan.

Langkah penting lainnya adalah memahami diri sendiri dan impian yang ingin dicapai. Pemahaman akan diri sendiri dan impian merupakan landasan untuk menempatkan prioritas dan fokus. Selain itu, pemahaman terhadap diri sendiri dan tujuan juga sangat mempengaruhi rasa percaya diri dan keyakinan untuk bertumbuh tanpa batas.

Setelah itu, Anda sebaiknya memfokuskan diri pada faktor yang dapat menyokong keberhasilan. Misalnya Anda berdagang jagung dan jual beli mobil bekas. Di antara keduanya, berdagang jagung memberikan kontribusi 80% terhadap pertumbuhan pendapatan Anda. Sehingga Anda harus lebih intensif mengerjakan jual beli jagung dibandingkan jual beli mobil bekas. Penghasilan Anda tentu meningkat berlipat ganda dalam waktu singkat.

Contoh lain adalah Anda bermimpi untuk menjadi seorang profesor terkenal. Tetapi kegiatan Anda di bidang bisnis dan pendidikan sama-sama menyita waktu. Setelah Anda cermati, ternyata aktifitas di dunia bisnis lebih menyokong keinginan Anda mewujudkan impian menjadi seorang profesor. Maka fokuskan energi dan pikiran Anda lebih banyak kepada dunia bisnis tersebut. Dengan kata lain, faktor pendukung mayoritas yang semakin mendekatkan diri Anda terhadap impian itulah yang harus Anda kerjakan secara intensif.

Sementara itu, Anda juga harus berusaha meningkatkan kemampuan. Sebab jika kemampuan Anda lebih baik, maka Anda juga pasti dapat melaksanakan pekerjaan Anda dengan lebih baik untuk mencapai tujuan Anda itu. Karenanya dedikasikan diri untuk terus belajar, sebagaimana Jay Sidhu menekankan hal itu dalam pernyataannya berikut ini.

“If you are aware of your weakness and are constantly learning, your potential is virtually limitless. You can build something that will be a legacy. – Jika Anda paham kekurangan yang Anda miliki dan berusaha belajar terus menerus, sebenarnya potensi Anda itu hampir tidak terbatas. Anda dapat membangun sesuatu yang dapat diwariskan,” katanya.

Misalnya setiap hari Anda belajar dan dapat memperbaiki kemampuan 0,1%, berarti dalam satu minggu kemampuan dan produktifitas Anda meningkat 0,5%, dalam satu bulan 2%, dan 26% setiap tahun. Efek komulatifnya pasti semakin besar di tahun-tahun berikutnya. Jika setiap hari Anda meningkatkan kemampuan, sangat dimungkinkan perkembangan profesional maupun personal Anda akan terus berlangsung hingga tanpa batas.

Segeralah memutuskan untuk meningkatkan kualitas personal dan profesional Anda, misalnya dengan belajar dari buku, radio, kursus tambahan, seminar, dan lain sebagainya, karena proses tersebut sedikit demi sedikit akan mengubah kehidupan Anda. Sementara itu, belajarlah dan menerapkan ide yang lebih baik setiap hari.

“Haste in every business brings failure. – Sikap terburu-buru dalam urusan apa pun menyebabkan kegagalan,” demikian kata Herodotus. Kiranya langkah yang tidak kalah penting adalah tetap bersabar dan berprasangka positif terhadap apa pun hasil yang dapat Anda capai. Jangan berharap terjadi perubahan dramatis dalam waktu singkat.

Catatlah dalam pikiran dan hati bahwa menjadi lebih baik dari hari ke hari tentu berpengaruh terhadap masa depan Anda. Efek positif sekecil apa pun tetapi berkelanjutan pasti lebih baik dibandingkan tidak memulai satu langkah pun hari ini. Jika Anda tetap kreatif memanfaatkan waktu dari hari ke hari, terutama untuk meningkatkan kemampuan dan memfokuskan energi demi mewujudkan impian, percayalah bahwa suatu saat Anda pasti dapat mengoptimalkan potensi dan terus bertumbuh tanpa batas.

Gelandangan yang Menjadi Pengusaha Sukses

Frank O’Dea adalah contoh sukses dari orang yang berhasil mengelola harapan hari esok, bekerja dengan visi hidup lebih baik, dan keberaniannya untuk “take action”, tulis sebuah media online Kanada menggambarkan kisah lelaki itu. O’Dea berhasil mengubah hidupnya dari anak gelandangan menjadi pengusaha sukses Kanada.

O’Dea lahir di Montreal pada tahun 1945. Meski berasal dari keluarga sederhana orangtuanya mengajarkan moral dan nilai-nilai kehidupan yang tinggi. Sayangnya meski pada awalnya berjalan baik, pada perkembangan berikutnya ia terlibat dalam kehidupan negatif. Di masa remajanya O’Dea kecanduan alkohol. Kehidupan itu menghancurkan masa mudanya. Untuk menyembuhkannya sang ayah sampai mengurungnya di rumah. Tak ada keluarga yang boleh menemaninya.

O’Dea akhirnya malah kabur dari rumah dan memilih hidup menggelandang di jalanan. Kadang ia tidur di selter bis, kadang di emperan barak tentara. Tak jarang harus tidur di trotoar. Sampai akhirnya ada seorang pemilik toko di Toronto yang merasa iba kepadanya. Ia diminta bekerja di tokonya. Gajinya US$5 sehari sebagai tukang bersih-bersih toko. Meski sudah bekerja, kebiasaannya minum-minum tak bisa dienyahkan begitu saja.

Suatu kali ia mendengar dari radio ada sebuah lembaga nirlaba yang menawarkan program penyembuhan kecanduan alkohol. Entah dari mana dorongannya, tiba-tiba pengumuman itu seperti ditujukan kepada dirinya. Maka ia pun ikut program itu. Inilah titik baliknya. Saat itu usianya 23 tahun dan ia merasakan bahwa untuk menyongsong masa depannya yang lebih baik, ia harus berubah.

Sambil ikut program itu ia menjual mesin penyortir koin ke gereja-gereja. Dari uang yang sedikit demi sedikit dikumpulkannya kemudian ia mencoba berbisnis. Tahun 1970 ia membuka gerai kafe di Scarborough Town Centre, Toronto. Pada awalnya menawarkan kopi dengan harga murah. Sampai akhirnya di tahun 1975 ia menemukan ide yang berbeda. Saat itu ia ingin mengubah sasaran pasarnya dengan menawarkan kopi premium pada pelanggannya. “Saya mengubah hubungan antara kafe dan pelanggannya,” katanya. “Orang-orang itu membeli kopi kami karena kopinya memang enak. Karena kualitasnya tinggi mereka mau membayar dengan harga lebih mahal,” katanya. Kafe itu ia beri nama The Second Cup.

Tak lama kemudian ia bisa mendirikan kafe serupa di beberapa tempat. Bahkan ia akhirnya bisa mengelola sampai ratusan kafe di seantero Kanada. “Saya berkali-kali gagal,” katanya memberi pengakuan. “Sukses itu terjadi karena trial and error dan mencurahkan segala upaya dan waktu,” katanya. Dengan semangat itu ia membuktikan bahwa meski hidupnya pernah berantakan dengan tekad yang kuat akhirnya bisa sukses.

Dave Tally, Gelandangan Jujur

Apa yang Anda lakukan jika menemukan tas ransel berisi uang sebanyak puluhan juta rupiah di stasiun kereta api, dalam keadaan sangat memerlukan uang? Mengambil "rezeki nomplok" itu, atau berusaha mengembalikannya ke si pemilik dengan ikhlas? Dave Tally, seorang gelandangan dari negara bagian Arizona, AS, memilih yang terakhir.


Kantor berita Associated Press pada 10 Desember lalu menuturkan bahwa tunawisma asal Kota Tempe itu menemukan tas berisi uang sebesar US$ 3.300, atau sekitar Rp. 29,7 juta pada awal bulan November. Saat itu, Tally baru saja membetulkan sepeda tuanya dan uang di kantongnya sudah habis. Namun tanpa pikir panjang, Tally langsung memberikan tas tersebut ke sebuah komunitas pelayanan tunawisma di kotanya. Pria berusia 49 tahun itu tidak mengambil sepeserpun dari uang tersebut.


Sam Summer, salah satu petugas di komunitas tersebut, kemudian berusaha melacak biodata pemilik ransel dari laptop dan usb flash drive yang juga ada di dalamnya. Usahanya menemui titik terang lima hari kemudian. Rupanya pemilik tas tersebut adalah Bryan Belanger, seorang mahasiswa di Universitas Negeri Arizona. Ia tanpa sengaja meninggalkan ranselnya di stasiun KA, tempat Tally biasa ‘mangkal\', ketika hendak membeli mobil bekas. Kemudian bersama Stephen Spark, staf komunitas pelayan tunawisma lainnya, Tally mengembalikan uang itu kepada Belanger. Bisa dibayangkan, betapa gembiranya Belanger, ketika menerima kembali uangnya.


Teman-teman yang Luar Biasa!


Kisah kejujuran Tally ini sampai ke telinga staf radio KTAR pada Desember tahun lalu,  setelah ibu Belanger menghubungi mereka. Nah begitu beritanya disiarkan, Tally langsung menjadi pembicaraan seluruh kota. Pria itu dipuji sebagai pahlawan para tunawisma karena telah mengubah citra mereka yang buruk.


Kemudian, dewan kota Tempe yang tersentuh dengan kejujurannya, membuat rekening sumbangan. Warga kota pun berbondong-bondong memberikan sumbangan, sebagai tanda penghargaan. Jumlahnya melebihi uang dia temukan, yaitu senilai US$ 8.000 (Rp 72 juta). Dan, tidak sedikit warga kota yang menawarkan pekerjaan kepada Tally, agar dapat hidup mandiri.


Seorang dokter gigi bahkan memberikan perawatan gigi, plus memasangkan gigi palsu gratis kepada Tally. Seakan-akan belum cukup, seorang pengacara juga menawarkan jasa kepadanya untuk menangani kasus-kasus lama yang menimpanya.


Sekadar tahu, dulunya Tally adalah seorang pengawas di sebuah perusahaan kontraktor. Dia kehilangan pekerjaannya pada 1999, ketika didakwa mengendara dalam keadaan mabuk. Karena itu juga, dia kehilangan izin mengemudinya. Tally sendiri mengaku, dia memang pernah kecanduan alkohol dan obat-obatan. Namun sejak 2003, ia sudah "bersih".


Lalu mengenai kejadian luar biasa ini, ia berkomentar, "Saya tidak menyangka semua berakhir seperti ini. Saat menemukan tas berisi uang itu, saya hanya berpikir bahwa itu bukan uang saya dan saya tidak berhak menggunakannya. Tas tersebut harus dikembalikan pada pemiliknya dan semuanya akan selesai. Begitu saja, sederhana kok."


Untuk warga kota yang menyumbangkan dana, ia sangat berterima kasih dan mengatakan bahwa ia akan menggunakan uang itu untuk merencanakan hidupnya. Selama ini, ia ingin membuka satu pusat pelatihan komputer. Ia juga akan memilih baik-baik, aneka pekerjaan yang ditawarkan kepadanya.