Berinteraksi Dalam Perkumpulan Oleh Sepuh

Bolehkan kita sekali-sekali bertanya kepada pengalaman?
Ada hal yang sedikit saya tau, dari sekian banyak referensi yang saya dapat. Tentang sikap untuk menyesuaikan dalam suatu perkumpulan positif dan juga cara penyampaian maksud terhadap seseorang.
Saya awali dengan "sikap untuk menyesuaikan diri dalam suatu perkumpulan"
Penyesuaian datang dari kebiasaan, dari refleksi keadaan yang saling mengenal tentunya. Penyesuaian akan terpikir setelah adanya kontak baik verbal maupun non verbal dengan sesama rekannya...Tentunya kepekaan yang menjadi faktor paling besar dalam suatu penyesuaian.

Banyak sekali orang bicara tentang kepekaan, jika kita ambil dan logikakan kepekaan dari artikulasi mentah, kepekaan datang dari perasaan, dan pusat dari segala bentuk perasaan yang kita rasakan adalah hati. Jadi saya sepakat bahwa orang yang tidak mempunyai kepekaan adalah binatang, karena mungkin kita semua tau semua manusia itu mempunyai hati. Terkadang dari kepekaan ini yang memotivasi kita untuk bergerak atas inisiatif..

Kepekaan dalam perkumpulan merupakan kemampuan untuk merasakan dan mengamati reaksi-reaksi atau perubahan orang lain yang ditunjukkannya baik secara verbal maupun nonverbal. Seseorang yang memiliki kepekaan yang tinggi akan mudah memahami dan menyadari adanya reaksi-reaksi tertentu dari orang lain, entah reaksi tersebut positif ataupun negatif. Adanya kepekaan ini akan membuat seseorang dapat bersikap dan bertindak yang tepat terhadap orang lain yang ada di sekitarnya. Jadi, orang yang memiliki kepekaan tinggi pastinya akan menjadi pribadi yang asyik untuk diajak bergaul. Banyak teman yang akan suka kepadanya dan merasa nyaman bersamanya.

Ada hal-hal yang harus kita lakukan agar kita mampu menumbuhkan kepekaan dalam suatu perkumpulan sehingga kita menjadi pribadi yang asyik untuk diajak bergaul oleh siapapun.

1. MENYADARI BAHWA KITA TIDAK BISA HIDUP SENDIRI
Di mata Allah, kesendirian adalah hal yang tidak baik. Kesendirian akan menjadikan manusia tidak memiliki penolong yang sepadan. Sebab itu, Allah menciptakan manusia dalam sebuah kebersamaan dengan manusia yang lain.

2. BERGAUL DENGAN SEBANYAK-BANYAKNYA ORANG
Ketika kita membiasakan diri kita untuk bergaul dengan banyak orang dan tidak memilah-memilah, hal itu akan mengasah kemampuan kita untuk melihat masing-masing orang dengan keunikannya.. Dari sana mengambil pelajarannya.

3. MEMPERHATIKAN DAN MEMPERBAIKI CARA BERBICARA
Cara berbicara adalah hal yang perlu untuk kita perhatikan dalam hidup bersama orang lain. Banyak orang yang dalam kehidupan sehari-hari berselisih dan bertengkar karena cara bicaranya yang tidak menunjukkan kepekaan terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya. Keterlibatan kita dalam suatu perkumpulan akan mengasah kita untuk memiliki kepekaan dalam sharing atau mengutarakan ide dan pendapat sehingga tidak melukai orang lain. Keterlibatan ini juga akan membuat kita mampu mengenali cara berpikir dan cara bicara orang lain sehingga sedikit banyak kemampuan kita untuk mengenal orang lain akan terasah.

4. MENGEMBANGKAN EMPATI
Empati merupakan kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain. Kunci untuk memahami perasaan orang lain adalah mampu membaca pesan nonverbal, seperti nada bicara, gerak-gerik, ekspresi wajah, dan sebagainya. Seseorang yang memiliki kemampuan ini akan lebih pandai menyesuaikan diri, lebih mudah bergaul, dan lebih peka. Empati dapat kita kembangkan apabila kita membiasakan diri untuk bergaul dengan orang lain dan mengamati orang-orang yang ada di sekitar kita.
Mari kita coba dan rasakan perubahan yang akan terjadi dalam hidup kita !

Selanjutnya Tentang "cara penyampaian maksud tanpa menuntut seseorang"
Ada keterkaitan dari bahasan sebelumnya untuk merangsang logika kita untuk mengembangkan bahasan pada Point ke 4 tanpa mengurangi nilai-nilai yang ada pada point 1,2 dan 3...
Penyampaian ini salah satunya lebih sering ada dalam perkumpulan ketika kita sharing atau diskusi baik formal maupun informal baik lebih dari dua orang ataupun banyak orang..

Ketika kita menyampaikan maksud terlepas dari keprofesionalan dan tugas yang di embankan dalam suatu perkumpulan, dari kepekaan orang itu akan senantiasa memberi lebih banyak masukan-masukan atas apa yang dia ketahui dan dia mengerti. Namun mengerti dan tahu saja tidak cukup untuk bisa membuat paham si peserta diskusi atau orang yang di ajak bicara, tentunya seseorang itu harus mengetahui cara-cara penyampaian dengan tanpa mengurangi keindahan point-point tentang penyesuaian yang di paparkan di atas.

Ada hal-hal yang baru saya tau dan sadari dari cara ini.
1. PAHAMI KAPASITAS ORANGNYA
Ini penting sekali untuk mengetahui cara tepat yang akan di gunakan untuk menyampaikan maksud terhadap orang itu. Karena bila kita menggunakan cara yang salah apalagi terhadap orang yang ternyata beliau sudah mengetahui atau mempunyai pandangan lain tentang maksud yang disampaikan ini bisa membuat orang itu tersinggung dan menjawab dengan kata yang tidak mengenakan.

2. GUNAKAN BAHASA YANG TIDAK LANGSUNG
Banyak si lawan bicara terkadang lebih memilih kita supaya tidak berbelit-belit dalam berbicara, karena mereka ingin cepat mengetahui maksud dari apa yang seseorang itu sampaikan. Untuk sekedar paham, memang cara ini bisa di gunakan untuk sekedar si lawan bicara tau dan mengerti. Tapi untuk harapan dan tujuan lain di balik maksud positif kita itu tidak akan berhasil. Tujuan dari menggunakan bahasa tidal langsung adalah sebagi bentuk fasilitas dia untuk berfikir ke arah yang kita maksud. Banyak orang bila mendengar seolah "masuk telinga kanan keluar telinga kiri". Tapi supaya maksud kita lebih bisa diingat dan diaplikasikan dalam jangka panjang, manfaatkan jalan pikir kita untuk mengarahkan dia menemukan sendiri apa maksud kita itu. Si lawan bicara akan terikat dan mengingat lama apa yang sudah dia katakan atas inisiatifnya itu.

3. AJAK BERPIKIR
Setiap muatan kata dan kalimat yang kita pakai dibalik inti maksud dari apa yang akan kita sampaikan diusahakan itu tidak mudah si lawan bicara temuin dan mengerti. Lalu pakailah pertanyaan-pertanyaan untuk sekedar mengukur seberapa paham kah kita terhadap apa yang sudah kita bicarakan dengan menggunakan pertanyaan yang mempunya jawaban relative bukan jawaban pasti, pakai lah analogi-analogi dalam setiap pertanyaan-pertanyaan yang ada untuk membantu dia mengetahui sendiri kerelativan pertanyaan jawaban yang kita maksud.

4. BIARKAN DIA BERINISIATIF
Dimana ditemuin adanya suatu kebingungan oleh lawan bicara atau misal dari suatu pertanyaan-pertanyaan yang dia rasa dia tidak mampu menjawabnya. Berilah dia waktu untuk memanfaatkan dengan fasilitas-fasilitas yang ada di latar tersebut untuk dia gunakan sebagai petunjuk.

5. MENGHARGAI USAHA PIKIRNYA
Dimana dia atas inisiatifnya dan dengan kepercayaan dirinya bisa menjawab semua pertanyaan-pertanyaan itu. Lalu kita iyakan dan sedikit pura-pura bertanya dengan pandangan yang sama tapi lebih menjelaskan lagi jawaban apa yang dia maksud dengan menyelipkan penjelasan mengenai harapan dari maksud yang disampaikan (jika belum semua jawaban yang diharapkan belum terpenuhi). Lalu beri aplause yang tidak terlalu berlebihan, misal sanjungan.

6. BERI KESIMPULAN
Setelah si lawan bicara mengikuti cara kita dalam menyampaikan maksud yang penuh dengan teka-teki itu lalu berilah kesimpulannya, apa tujuan kita memaparkan maksud itu, apa tujuan kita menanyakan itu, apa tujuan dari cara yang kita gunakan itu. Tentunya kita jelaskan dengan penjelasan yang membangun.
Tentunya masih banyak aspek-aspek lain yang memang bisa lebih menyempurnakan keindahan dari penyampaian maksud terhadap seseorang yang mungkin belum saya temukan dan saya kaitkan dengan ke 6 point ini.

Meski cara ini terlihat konyol namun menurut saya dengan bermodal pengalaman atas observasi yang dilakukan terhadap sekian orang dan saya sendiri pernah mengalami dimengertikan dengan cara seperti ini, cara ini ternyata sudah lama saya rasakan dan lakukan namun baru kali ini saya menyadarinya kemudian berinisiatif untuk mempublikasikan dalam media sosial ini sebagai bentuk kepekaan yang sedang saya pelajari esensinya.

Dari sekian orang yang sekarang mungkin bisa di bilang itulah observasinya, ada beberapa yang sempat mereka utarakan mengenai maksud yang pernah saya paparkan dan tekankan untuk mereka. Mungkin relative adanya untuk setiap orang bisa mengingat muatan-muatan positif dari maksud yang disampaikan tersebut. Harunya setelah sekian tahun tidak berkomunikasi tetapi mereka masih mengingat maksud positif itu dan mengaplikasikannya.

Harapan saya dalam suatu perkumpulan, agar setiap anggotanya bisa saling peduli dan peka terhadap rekan-rekannya atas apa yang menjadi kekurangtahuannya itu, apalagi setelah melihat rekan/rekan-rekan lainnya terlihat seperti menyepelekan dan membicarakan hal negativenya dibelakang dengan kompak. Mari kita introspeksi diri dimulai dari diri kita dulu !!

Sepuh KPGBS 0006 PDR