Study is...


Belajar itu biar pintar. Tentu saja, karena tanpa belajar orang takkan menjadi pintar. Kalau berani, berhenti saja belajar, maka sepintar apapun dirimu, dalam beberapa saat kamu pasti jadi blo’on. Yang pertama karena kamu ketinggalan informasi-informasi terbaru. Ilmu yang kamu miliki akan menjadi basi. Yang kedua karena otak manusia akan rusak bila tidak dipakai. Gampangnya seperti pisau yang pasti tumpul bila lama tak digunakan. Mau?!
Maka belajar dan teruslah belajar. Jangan berhenti kecuali kau nafas juga telah berhenti. Bayangkan bila ada bayi yang berhenti belajar. Karena merasa sulit sekali untuk bisa ngomong, dia lantas malas ngomong. Bisa ditebak apa yang bakal terjadi, selamanya dia gak bakalan bisa ngomong. Kalau toh dari mulutnya bisa keluar kata-kata, takkan bisa dipahami, bahkan oleh dirinya sendiri. Iya, karena kata-katanya memang tak mengandung arti. Untugnya tak ada ya bayi mutungan kaya’ begitu.

Belajar itu fitrah. Setiap orang memiliki keinginan untuk mengetahui dan lebih memahami segala sesuatu. Apa lagi bila sesuatu itu dirasa penting bagi dirinya, maka ia akan mengejar; membaca, bertanya, minta diajari, mencoba, juga bereksperimen.
Contoh sederhana; suatu ketika di masa kecil aku sangat menyukai layang-layang. Waktu itu layang-layang masih menjadi mainan favorit di kampungku. Tak hanya dimainkan anak-anak, tapi juga orang tua, bahkan kakek-kakek. Orang-orang membuat beraneka macam layang-layang. Ada yang dinamai tebokan, petekan, layangan kupu-kupu, layangan pesawat, layangan manukan dan sebagaianya, sesuai bentuk masing-masing. Tapi yang paling banyak dibuat adalah layang-layang tebokan dan petekan. Untuk layangan petekan (layang-layang yang berbentuk gereh petek itu loh, yang sekarang masih banyak dimainkan anak-anak) aku telah bisa membuatnya. Bentuknya yang sederhana membuat hampir semua orang bisa membuatnya. Tapi untuk layangan tebokan yang sedikit rumit, tak gampang dibuat. Aku juga suka layangan tebokan, aku ingin membuatnya. Karena itu aku melihat orang-orang membuatnya lalu mencobanya sendiri. Ketika ternyata layangan tebokan yang kubuat tak bisa terbang, aku tak putus asa, aku buat lagi. Setelah beberapa kali gagal, akhirnya aku bisa juga bikin layangan tebokan. Nah, aku telah belajar.

Belajar itu kewajiban. Terdapat banyak perintah dalam al-Qur’an yang meski ditaati oleh insan beriman. Ada perintah shalat, zakat, puasa, haji, amar ma’ruf nahi munkar, dan banyak lagi. Tapi kau tentu ingat perintah Allah yang diturunkan pertama kali kepada Nabi kita, Muhammad Saw. Ya, iqra’, kita diperintah untuk membaca.
Bukankan membaca adalah salah satu cara belajar. Maka belajar adalah kewajiban. Bukan hanya karena belajar adalah perintah tegas dari Allah, tapi juga karena kita bisa berbuat benar hanya dengan belajar. Kita tahu mana halal mana haram dengan belajar. Kita tahu mana yang baik dan mana yang buruk dengan belajar. Kita juga tahu apa yang harus diperbuat dan apa yang meski ditinggalkan dengan belajar.
Tanpa belajar, kita hanya akan menjadi orang yang gemar berbuat salah. Pengennya berramah-tamah dengan tetangga, ee.. malah jadi ghibah. Pengennya menasihati, ee.. malah bikin dia sakit ati. Pengennya beribadah, ee… malah berbuat bid’ah. Pokoknya pengen berbuat kebaikan, tapi justru jadi kehancuran. Itu bila seseorang beramal tanpa ilmu. Kacaw. Maka wajib bagi kita untuk terus belajar.

Belajar itu ibadah. Karena jelas bahwa belajar adalah perintah Allah, maka ia adalah ibadah. Insya Allah, setiap langkah yang kita ayun untuk pergi menuntut ilmu, setiap harta yang kita belanjakan untuk beli buku, setiap kelelahan mata karena membaca, atau rasa kantuk yang kita paksa pergi karena hendak belajar, semua itu akan bernilai ibadah bila kita niatkan untuk Allah. Bahkan belajar merupakan ibadah yang bernilai tinggi. Ibaratnya, berpikir tentang kebesaran ciptaan Allah selama satu jam adalah jauh lebih baik dari shalat semalaman.
Dalam hal keutamaan menuntut ilmu ini, Rasulullah pernah bersabda; “Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah akan bukakan baginya salah satu jalan menuju surga. Sesungguhnya para malaikat benar-benar meletakkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu benar-benar akan dimintakan ampun oleh semua penduduk langit dan bumi, bahkan ikan hiu yang ada di dasar air. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu atas ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan pada malam purnama atas seluruh bintang. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi itu tidaklah mewariskan dinar maupun dirham, tetapi mereka hanya mewariskan ilmu. Maka, barangsiapa yang mengambilnya, berarti ia telah mengambil jatah yang sempurna.” (HR. Abu Dawud)
Maka bergembiralah engkau para pelajar yang cinta belajar. BERSEMANGAT! Belajar itu sukses. Kesuksesan dalam ajaran Islam tak diukur dengan banyaknya harta yang bisa dikumpul atau tingginya kursi yang bisa diduduki (ntar yang paling sukses penbuat kursi dunk!). Akan tetapi sukses adalah bila hidup seseorang selalu berubah lebih baik; hari ini lebih baik dari kemarin, dan esok lebih baik dari hari ini. Itu hanya bisa diraih bila sesorang mau belajar. TITIK. (Tanpa harus kujabarkan lebih lanjut, kau pasti tahu maksudku ya.)

Belajar itu asyik. Dengan membaca buku atau mempraktekkan sesuatu, kita akan bertambah ilmu. Di samping itu, bila kita sudah mampu menikmati, kita dapat merasakan keasyikan yang luar biasa. Percaya deh, belajar itu asyik. Diriku sudah membuktikan, ketika membaca buku tertentu misalnya, kadang aku jadi susah berhenti. Makin banyak yang sudah aku baca, makin penasaran diriku. Lalu semakin sering baca buku, makin keranjingan aku sama buku. Pokoknya mengasyikkan sekali bila di kamarku ada buku-buku baru yang belum pernah kubaca. Boleh kalo kamu mau nyumbang buku buat perpustakaan pribadiku, he.

Belajar itu terus-terus menerus dan selama hidup. Setiap kali usia manusia bertambah, maka permasalahan yang ditemuinya juga semakin banyak dan terkadang rumit.Bukan itu saja, kewajiban, tanggung jawab yang diemban, amanah, serta keperluan hidupnya pun terus bertambah. Semua itu memerlukan ilmu yang juga harus ditambah. Karena itu otak mesti terus diasah dan hati harus disiram dengan ilmu. Bila tidak, orang itu bisa limbung, sekarat, lalu mati sebelum waktunya. Idih!
Maka belajar bukan hanya urusan anak SD, SMP, SMA atau kuliahan. Lebih bukan lagi hanya urusan anak sekolah atau kuliahan yang mau menempuh ujian. Belajar adalah urusan setiap insan yang merasa nadi masih berdenyut dan nafas masih berhembus. Ya, belajar adalah urusan setiap orang yang merasa hidup. Bila ada orang hidup yang merasa tak lagi perlu belajar, maka baiknya mati saja, karena sisa hidupnya akan sia-sia.